Saham Nvidia Cetak Rekor Baru, Mendekati Apple Setelah Naik 1,3% di Pasar AS

Saham Nvidia Cetak Rekor Baru, Mendekati Apple Setelah Naik 1,3% di Pasar AS

Saham Nvidia Cetak Rekor Baru, Mendekati Apple Setelah Naik 1,3% di Pasar AS

Saham Nvidia Cetak Rekor Baru dan Semakin Dekat Salip Valuasi Apple

Saham Nvidia (NVDA) kembali mencetak sejarah. Pada perdagangan terbaru di Wall Street, saham perusahaan semikonduktor asal AS itu naik 1,3% dan menyentuh rekor tertinggi baru. Lonjakan ini menjadikan Nvidia makin dekat menyusul Apple sebagai perusahaan dengan valuasi pasar terbesar kedua di dunia, tepat di belakang Microsoft.

Kenaikan ini bukan sekadar angka teknikal. Dalam kurun waktu setahun terakhir, Nvidia telah melesat lebih dari 200%, didorong oleh permintaan tinggi terhadap chip berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mereka produksi. Ini menjadikan Nvidia salah satu saham paling diincar investor di tengah booming AI secara global.

Dengan nilai kapitalisasi pasar yang kini mencapai lebih dari USD 3,2 triliun, Nvidia hanya terpaut sedikit dari Apple yang saat ini di angka sekitar USD 3,3 triliun. Banyak analis percaya bahwa jika tren ini berlanjut, Nvidia bisa jadi perusahaan terbesar kedua di dunia dalam hitungan minggu—atau bahkan hari.


Apa yang Mendorong Saham Nvidia Terus Meroket?

Permintaan Chip AI yang Meledak di Seluruh Dunia

Kesuksesan Nvidia sangat erat kaitannya dengan dominasi mereka di sektor GPU dan chip AI. Produk andalan seperti H100 dan A100 telah menjadi tulang punggung banyak pusat data dan layanan cloud computing. Perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Amazon Web Services, Google Cloud, hingga Meta mengandalkan chip Nvidia untuk operasional AI mereka.

Permintaan global terhadap AI—baik untuk kebutuhan chatbot, big data, otomasi, hingga kendaraan otonom—telah melambungkan posisi Nvidia ke puncak rantai pasokan teknologi modern. Berbeda dari perusahaan chip lain, Nvidia berada pada posisi unik dengan teknologi yang sangat di depan.

Selain itu, langkah CEO Jensen Huang yang agresif dalam mengamankan pasokan dan memperluas kemitraan strategis membuat Nvidia tetap selangkah lebih maju dibanding kompetitornya seperti AMD maupun Intel. Bahkan dalam beberapa kuartal terakhir, laporan keuangan Nvidia selalu melampaui ekspektasi analis Wall Street.

Optimisme Investor dan Momentum Kenaikan Saham

Tak bisa dimungkiri, investor saat ini sedang sangat bullish terhadap Nvidia. Performa luar biasa perusahaan dalam beberapa kuartal terakhir menarik banyak investor institusional. Bahkan beberapa hedge fund besar dan dana pensiun mulai meningkatkan portofolio mereka dengan saham Nvidia, yang dianggap sebagai “saham AI generasi berikutnya.”

Data dari Bloomberg dan Reuters menunjukkan bahwa volume perdagangan Nvidia meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir. Banyak analis juga merevisi target harga saham Nvidia ke atas USD 160 per lembar, jauh di atas nilai sebelumnya yang berkisar USD 120-an.

Selain itu, Nvidia juga memanfaatkan momentum ini dengan rencana stock split 10:1 yang diumumkan bulan lalu. Kebijakan ini membuat saham lebih terjangkau bagi investor ritel dan semakin menambah daya tarik saham ini secara luas.

Posisi Nvidia Mengancam Apple dan Mengguncang Dunia Wall Street

Saat ini, Microsoft masih menjadi perusahaan publik dengan valuasi terbesar di dunia. Tapi persaingan panas terjadi antara Nvidia dan Apple. Saham Apple sendiri cenderung stagnan dalam beberapa bulan terakhir karena tekanan regulasi di AS dan Eropa, serta kekhawatiran pasar atas perlambatan permintaan iPhone.

Sebaliknya, Nvidia justru menunjukkan tren naik berkat AI dan dominasi di pasar GPU. Dengan momentum seperti ini, para analis seperti dari JP Morgan, Citi, dan Bank of America mulai membuka peluang bahwa Nvidia akan menyalip Apple dalam waktu dekat.

Dari sisi teknikal, rasio price-to-earnings (P/E) Nvidia memang tinggi, namun pasar tampaknya sudah siap membayar premi demi kepemilikan di saham dengan prospek luar biasa. Apalagi Nvidia juga merambah ke sektor otomotif, robotika, dan healthcare—semua yang terkait erat dengan pengembangan AI generatif dan edge computing.


Tantangan dan Prospek Nvidia di Masa Mendatang

Apakah Saham Nvidia Akan Terus Naik?

Walau performa saham Nvidia tampak spektakuler, tetap ada risiko yang menyertainya. Beberapa analis memperingatkan bahwa valuasi Nvidia sudah sangat premium, dan jika ekspektasi pasar terlalu tinggi, bisa saja ada koreksi dalam waktu dekat.

Isu seperti pembatasan ekspor chip ke China, kompetisi dari pesaing seperti AMD dan Intel, serta ketergantungan pada beberapa klien besar juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Namun begitu, Nvidia punya jalur pertumbuhan yang solid jika berhasil terus berinovasi.

Selain sektor AI, Nvidia juga tengah mengembangkan produk untuk sektor otomotif otonom dan robotika. Ini akan membuka pasar baru yang menjanjikan, bahkan mungkin mengalahkan pendapatan dari GPU gaming yang sebelumnya jadi tumpuan utama.

Sentimen Pasar Global dan Dukungan Pemerintah

Sentimen global juga memainkan peran besar. Dengan pemerintah Amerika Serikat yang pro-AI dan banyaknya dana investasi dari sektor publik ke sektor AI, Nvidia berada di tengah arus uang dan dukungan regulasi.

Beberapa program besar seperti CHIPS Act memberikan subsidi dan insentif besar kepada perusahaan teknologi AS untuk memperkuat industri semikonduktor domestik. Nvidia menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari kebijakan ini, menambah kepercayaan investor.

Nvidia di Ambang Sejarah, Menjadi Raja Baru Teknologi?

Kinerja Nvidia bukan cuma soal angka di pasar saham. Ini adalah bukti nyata bahwa teknologi AI bukan sekadar tren, melainkan kekuatan transformasional global. Ketika Apple, yang selama ini digdaya dengan produk konsumennya, mulai melambat, Nvidia justru tancap gas di sektor masa depan.

Dengan prospek yang luar biasa dan fundamental bisnis yang solid, bukan hal aneh jika Nvidia akan segera menggusur Apple dan mengokohkan posisinya sebagai perusahaan teknologi termahal kedua di dunia. Investor pun kini menjadikan Nvidia sebagai pilihan utama dalam portofolio jangka panjang mereka.